usaha tangga kejayaan

Saturday, December 18, 2010

Cerita Lucu

Postingan ini mungkin postingan yang najis senajisnya dan beberapa postingan saya yang terdahulu. Jadi begini cerita lucu ini lagi lagi berawal dari keyword togel yang sampai sekarang masih nyangkut di google. Jujur padahal waktu pertama kali saya menulis kata togel di blog ini saya ndak tau tips ngeblog babar blas, apalagi tips seo waaaa makanan apa pulak itu. Yang ada cuma ngeblog ngeblog dan ndak pernah mikirin ada berapa yg berkunjung yg penting ngeblog dan blogwalking.
Nah hari ini cerita lucu itu lagi lagi hadir di kehidupan saya. Sebenarnya sudah beberapa kali saya dapat telpon dr antah brantah yang nanyain tentang berapa nomer togel yang mau keluar nanti, dan bahkan ada yang mau memberi bonus karena dia baru dapat undian togel 4 angka :) . Hari ini lagi lagi saya di telpon manusia aneh bin ajaib yang ngakunya dari kalimantan tengah, dia cerita baru menang undian togel 2 angka 7 lembar setelah dia membaca blog saya, hahahahah edannnn.
Bisa terdengar oleh telinga saya bagaimana keceriaan suara bapak tadi di ujung telpon sana, karena dia bisa menang 2 angka gara gara baca blog saya :) . Saya sendiri juga heran kenapa sampai dibela belain dia googling nomer hp saya hanya sekedar untuk berbagi cerita tentang kemenangannya adu nasib dengan nomer laknat itu.
Dan lebih kacau lagi menurut cerita bapak tadi, dia mendapatkan angka setelah baca2 tentang postingan saya tentang Fatal error Allowed memory size, dan dari postingan itu ada relate post tentang postingan saya tentang cara upgrade wordpress 2.6, nah dr kedua postingan saya tersebut memang ada beberapa angka, dari sanalah si bapak tadi bisa mendapatkan angka, dan akirnya dg modal angka angka tadi dia bisa meramal berapa nomer togel yang akan keluar, lalu dia pasang eh dapat pulak. Aneh kok bisa :)
Sampai dibela belain dia nelpon saya hanya untuk mengucapkan terimakasih, dan malah mau nyawer saya :) , waaaaa dan ternyata dia mau nyawer saya setelah baca baca postingan saya tentang medinet internet saweran. Duh dunia blogging memang serba ada xixixixi. hayu siapa lagi yg mau telpon saya gara menang togel 4 angka ?

Sajak Ibu

ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar
ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang
ketabahan ibuku
mengubah rasa sayur murah
jadi sedap
ibu menangis ketika aku mendapat susah
ibu menangis ketika aku bahagia
ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
ibu menangis ketika adikku keluar penjara
ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun
kasih sayang ibu
adalah kilau sinar kegaiban tuhan
membangkitkan haru insan
dengan kebajikan
ibu mengenalkan aku kepada tuhan

Thursday, December 16, 2010

Bantahan Bagi Yang Menganggap Tuhan Ada Di Mana-Mana(YANG BENAR:TUHAN ADA DI ATAS LANGIT)

DIKUTIP DARI TULISAN: Al Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
Imam Abu Hanifah berkata :
Artinya :
“Barangsiapa yang mengingkari sesungguhnya Allah berada di atas langit, maka sesungguhnya ia telah kafir”.
Adapun terhadap orang yang tawaqquf (diam) dengan mengatakan “aku tidak tahu apakah Tuhanku di langit atau di bumi”. Berkata Imam Abu Hanifah : “Sesungguhnya dia telah ‘Kafir !”.
Imam Malik bin Anas telah berkata :
Artinya :
“Allah berada di atas langit, sedangkan ilmunya di tiap-tiap tempat, tidak tersembunyi sesuatupun dari-Nya”.
Imam Asy-Syafi’iy telah berkata :
Artinya :
Dan sesungguhnya Allah di atas ‘Arsy-Nya di atas langit-Nya”
Imam Ahmad bin Hambal pernah di tanya : “Allah di atas tujuh langit diatas ‘Arsy-Nya, sedangkan kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya berada di tiap-tiap tempat.?
Jawab Imam Ahmad :
Artinya :
“Benar ! Allah di atas ‘Arsy-Nya dan tidak sesuatupun yang tersembunyi dari pengetahuan-nya”.
Imam Ali bin Madini pernah ditanya : “Apa perkataan Ahlul Jannah ?”.
Beliau menjawab :
Artinya :
“Mereka beriman dengan ru’yah (yakni melihat Allah pada hari kiamat dan di sorga khusus bagi kaum mu’minin), dan dengan kalam (yakni bahwa Allah berkata-kata), dan sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla di atas langit di atas ‘Arsy-Nya Ia istiwaa”.
Imam Tirmidzi telah berkata :
Artinya :
Telah berkata ahli ilmu : “Dan Ia (Allah) di atas ‘Arsy sebagaimana Ia telah sifatkan diri-Nya”.
(Baca : “Al-Uluw oleh Imam Dzahabi yang diringkas oleh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di hal : 137, 140, 179, 188, 189 dan 218. Fatwa Hamawiyyah Kubra oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal: 51, 52, 53, 54 dan 57).
Telah berkata Imam Ibnu Khuzaimah -Imamnya para imam- :
Artinya :
“Barangsiapa yang tidak menetapkan sesungguhnya Allah Ta’ala di atas ‘Arsy-Nya Ia istiwaa di atas tujuh langit-Nya, maka ia telah kafir dengan Tuhannya…”.
(Riwayat ini shahih dikeluarkan oleh Imam Hakim di kitabnya Ma’rifah “Ulumul Hadits” hal : 84).
Telah berkata Syaikhul Islam Imam Abdul Qadir Jailani -diantara perkataannya- :
“Tidak boleh mensifatkan-Nya bahwa Ia berada diatas tiap-tiap tempat, bahkan (wajib) mengatakan : Sesungguhnya Ia di atas langit (yakni) di atas ‘Arsy sebagaimana Ia telah berfirman :”Ar-Rahman di atas ‘Arsy Ia istiwaa (Thaha : 5). Dan patutlah memuthlakkan sifat istiwaa tanpa ta’wil sesungguhnya Ia istiwaa dengan Dzat-Nya di atas ‘Arsy. Dan keadaan-Nya di atas ‘Arsy telah tersebut pada tiap-tiap kitab yang. Ia turunkan kepada tiap-tiap Nabi yang Ia utus tanpa (bertanya):”Bagaimana caranya Allah istiwaa di atas ‘Arsy-Nya ?” (Fatwa Hamawiyyah Kubra hal : 87).
Demikianlah aqidah salaf, salah satunya ialah Imam Abdul Qadir Jailani yang di Indonesia di sembah-sembah dijadikan berhala oleh penyembah-penyembah qubur dan orang-orang bodoh. Kalau sekiranya Imam kita ini hidup pada zaman kita sekarang ini dan beliau melihat betapa banyaknya orang-orang yang menyembah dengan meminta-minta kepada beliau dengan “tawasul”, tentu beliau akan mengingkari dengan sangat keras dan berlepas diri dari qaum musyrikin tersebut.
Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’un !!.
====================================================
Sesungguhnya bertanya dengan pertanyaan : “Dimana Allah ?, disyariatkan dan penanya telah mengikuti Rasulullah SAW.
Wajib menjawab : “Sesungguhnya Allah di atas langit atau di atas ‘Arsy”. Karena yang dimaksud di atas langit adalah di atas ‘Arsy. Jawaban ini membuktikan keimanannya sebagai mu’min atau mu’minah. Sebagaimana Nabi SAW, telah menyatakan keimanan budak perempuan, karena jawabannya : Allah di atas langit !.
Wajib mengi’tiqadkan sesungguhnya Allah di atas langit, yakni di atas ‘Arsy-Nya.
Barangsiapa yang mengingkari wujud Allah di atas langit, maka sesungguhnya ia telah kafir.
Barangsiapa yang tidak membolehkan bertanya : Dimana Allah ? maka sesungguhnya ia telah menjadikan dirinya lebih pandai dari Rasulullah SAW, bahkan lebih pandai dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Na’udzu billah.
Barangsiapa yang tidak menjawab : Sesungguhnya Allah di atas langit, maka bukanlah ia seorang mukmin atau mukminah.
Barangsiapa yang mempunyai iti’qad bahwa bertanya :”Dimana Allah ?” akan menyerupakan Allah dengan mahluk-nya, maka sesunguhnya ia telah menuduh Rasulullah SAW jahil/bodoh !. Na’udzu billah !
Barangsiapa yang mempunyai iti’qad bahwa Allah berada dimana-mana tempat, maka sesunguhnya ia telah kafir.
Barangsiapa yang tidak mengetahui dimana Tuhannya, maka bukankah ia penyembah Allah ‘Azza wa Jalla, tetapi ia menyembah kepada “sesuatu yang tidak ada”.
Ketahuilah ! Bahwa sesunguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas langit, yakni di atas ‘Arsy-Nya di atas sekalian mahluk-Nya, telah setuju dengan dalil naqli dan aqli serta fitrah manusia.
Adapun dalil naqli, telah datang berpuluh ayat Al-Qur’an dan hadits yang mencapai derajat mutawatir. Demikian juga keterangan Imam-imam dan Ulama-ulama Islam, bahkan telah terjadi ijma’ diantara mereka kecuali kaum ahlul bid’ah. Sedangkan dalil aqli yang sederhanapun akan menolak jika dikatakan bahwa Allah berada di segala tempat !.
Adapun fitrah manusia, maka lihatlah jika manusia -baik muslim atau kafir- berdo’a khususnya apabila mereka terkena musibah, mereka angkat kepala-kepala mereka ke langit sambil mengucapkan ‘Ya … Tuhan..!. Manusia dengan fitrahnya mengetahui bahwa penciptanya berada di tempat yang tinggi, di atas sekalian mahluk-Nya yakni di atas ‘Arsy-Nya. Bahkan fitrah ini terdapat juga pada hewan dan tidak ada yang mengingkari fitrah ini kecuali orang yang telah rusak fitrahnya.
Tambahan
Sebagian ikhwan telah bertanya kepada saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) tentang ayat :
Artinya :
Dan Dia-lah Allah di langit dan di bumi, Dia mengetahui rahasia kamu dan yang kamu nyatakan, dan Dia mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan “. (Al-An’am : 3)
Saya jawab : Ahli tafsir telah sepakat sebagaimana dinukil Imam Ibnu Katsir mengingkari kaum Jahmiyyah yang membawakan ayat ini untuk mengatakan :
“Innahu Fii Qulli Makaan”
“Sesungguhnya Ia (Allah) berada di tiap-tiap tempat !”.
Maha Suci Allah dari perkataan kaum Jahmiyyah ini !
Adapun maksud ayat ini ialah :
Dialah yang dipanggil (diseru/disebut) Allah di langit dan di bumi.
Yakni : Dialah yang disembah dan ditauhidkan (diesakan) dan ditetapkan bagi-Nya Ilaahiyyah (Ketuhanan) oleh mahluk yang di langit dan mahluk yang di bumi, kecuali mereka yang kafir dari golongan Jin dan manusia.
Ayat tersebut seperti juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Artinya :
“Dan Dia-lah yang di langit (sebagai) Tuhan, dan di bumi (sebagai) Tuhan, dan Dia Maha Bijaksana (dan) Maha mengetahui”. (Az-Zukhruf : 84)
Yakni : Dia-lah Allah Tuhan bagi mahluk yang di langit dan bagi mahluk yang di bumi dan Ia disembah oleh penghuni keduanya. (baca : Tafsir Ibnu Katsir Juz 2 hal 123 dan Juz 4 hal 136).
Bukanlah dua ayat di atas maksudnya : Allah ada di langit dan di bumi atau berada di segala tempat!. Sebagaimana ta’wilnya kaum Jahmiyyah dan yang sepaham dengan mereka. Atau perkataan orang-orang yang “diam” Tidak tahu Allah ada di mana !.
Mereka selain telah menyalahi ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi serta keterangan para sahabat dan Imam-imam Islam seluruhnya, juga bodoh terhadap bahasa Arab yang dengan bahasa Arab yang terang Al-Quran ini diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Imam Abu Abdillah Al-Muhasiby dalam keterangan ayat di atas (Az-Zukhruf : 84) menerangkan : “Yakni Tuhan bagi penduduk langit dan Tuhan bagi penduduk bumi. Dan yang demikian terdapat di dalam bahasa, (umpamanya ) engkau berkata : “Si Fulan penguasa di (negeri) Khirasan, dan di Balkh, dan di Samarqand”, padahal ia berada di satu tempat”. Yakni : Tidak berarti ia berada di tiga tempat meskipun ia menguasai ketiga negeri tersebut. Kalau dalam bahasa Indonesia, umpamanya kita berkata “Si Fulan penguasa di Jakarta, dan penguasa di Bogor, dan penguasa di Bandung”. Sedangkan ia berada di satu tempat.
Bagi Allah ada perumpamaan/misal yang lebih tinggi (baca : Fatwa Hamawiyyah Kubra hal : 73).
Adapun orang yang “diam” (tawaqquf) dengan mengatakan : “Kami tidak tahu Dzat Allah di atas ‘Arsy atau di bumi”, mereka ini adalah orang-orang yang telah memelihara kebodohan !. Allah Rabbul ‘Alamin telah sifatkan diri-Nya dengan sifat-sifat ini, yang salah satunya bahwa Ia istiwaa (bersemayam) di atas ‘Arsy-Nya supaya kita mengetahui dan menetapkannya. Oleh karena itu “diam” darinya dengan ucapan “kita tidak tahu” nyata telah berpaling dari maksud Allah. Pantaslah kalau Abu Hanifah mengkafirkan orang yang berfaham demikian, sama seperti orang yang menta’wilnya.

Cinta

hati ini trasa sunyi tanpa nafas cintamu,,
hidup ini sepi tanpa senyuman darimu
diri inisenyap tanpa jiwa kasih mu,,
ruang hatiku gelap tanpa arah tuk melangkah
cinta,,,
mengapa semua harus terjadi???
mengapa disaat terang dunia kalbuku kau berlalu
kau tinggalkan sepenggal dusta dalam rasa,,
cinta..
aku hanya mampu memeluk rasa
memeluk mimpi senja yng kelabu
meniti harapan fajar kelana,,
cinta..
kau buat aku tak yakin untuk melangkah
kau beri aku segenggam luka
mengapa cahaya pelangi menjadi api,,
selamat jalan cinta,,
selamat berbahagia di atas luka ku,,
biarkan kata merangkai hati serupa darah dibalik tirai….                                                   

diriku peribadi........kisah aku dalam melayani aksi kehidupan

sebentar tadi saya ada terbaca blog seorang kawan (umi) mengenai rezeki. dan saya sangat bersetuju dengan apa yang ditulisnya.

ada suatu cerita yang saya suka untuk kongsi bersama, walaupun ia bukan cerita mengenai saya. cerita ini tentang seseorang yang saya kenal (nama terpaksa dirahsiakan bagi mengelakkan beliau menjadi riak).

beliau merupakan seorang pelajar (bekas). kehidupannya di kampus sangat mencabar dan sukar. berbagai ujian yang terpaksa beliau tempuh sepanjang tempoh pengajiannya di universiti. beliau pernah mengaku segala yang terjadi adalah disebabkan kelemahan serta kealpaannya. namun, sebenarnya jasa beliau kepada orang lain amat besar. walaupun diri serba kekurangan, beliau tidak pernah lokek untuk berkongsi apa yang ada. walaupun diri dilanda masalah, beliau tidak pernah jemu untuk menyelesaikan masalah orang lain. walaupun masa depannnya tidak menentu, beliau selalu mengingatkan saya agar mengejar masa depan yang gemilang.

dalam kesamaran dan kekalutan mencari hala tuju, satu peluang telah datang secara tiba-tiba di hadapan mata. saya ada di situ pada ketika peluang itu datang. dan kini, Alhamdu Lillah, beliau berjaya merebut peluang itu. beliau telah diterima untuk bekerja di sebuah syarikat. dan yang lebih bererti, kerja tersebut merupakan kerja yang amat beliau minati. tawaran itu memang datang secara tiba-tiba. bukannya beliau minta, bukannya beliau cari. dalam satu majlis yang tidak berkaitan langsung dengan hal perkerjaan, datang seorang teman bertanyakan kepada beliau jika beliau berminat dengan satu kerja. dan ternyata rezeki itu milik Allah S.W.T dan Dia bebas untuk memberi pada siapa yang Dia kehendaki.

ramai orang berusaha demi mengejar matlamat yang mereka impikan. tetapi berapa ramai yang bergantung hati sepenuhnya kepada Yang Maha Memberi? memang benar usaha itu tangga kejayaan. tetapi siapakah yang memberi kita kudrat untuk mendaki tangga tersebut? ramai orang mengaku mereka bertawakkal setelah mereka berusaha. tetapi sebenarnya mereka bertawakkal atas usaha mereka, bukan Tuhan mereka. jika mereka berjaya, akan terkeluarlah dialog "Tuhan telah memberi aku itu dan ini kerana usaha aku. jika aku tidak berusaha, mustahil lah aku berjaya sebegini." dan jika mereka gagal, ini pula kata mereka "segalanya sudah suratan. lepas ni aku kena berusaha lebih gigih demi kejayaan". ayat-ayat tersebut nampak macam betul. tetapi jangan kerana ayat yang nampak macam betul, kita memperjudikan aqidah kita.

kita perlu sedar yang kita ini tidak lebih dari sebutir habuk di padang pasir yang luas. malah, mungkin lebih halus dari itu. sedangkan kita mampu bernafas ketika jaga dan ketika tidur kerana ihsan Allah terhadap kita, apakan pula gerak yang kita lakukan seumur hidup. saya tidak nafikan yang kita perlu usaha. usaha itu perlu. tapi jangan biarkan usaha itu menutup kebergantungan kita terhadap Allah. usaha, doa, dan tawakkal. gerak usaha itu kurnia dari Allah, qauli, fi'li, dan qalbi doa itu kurnia dari Allah, malah kebergantungan hati kepada Allah itu juga kurnia dariNya. tidak ada satu apa pun lahirnya dari kita. tidak ada satu apa pun.

maafkan saya jika saya salah. saya masih bodoh. betulkan saya.